
Bali – Coaltrans event, salah satu acara bergengsi dan berpengaruh terhadap industri batubara berskala global kembali di gelar di Nusa Dua, Bali pada 8-10 September 2024. Salah satu pilar bisnis dari MMS Group Indonesia (MMSGI) yang menyediakan layanan manajemen pertambangan terintegrasi, mencakup seluruh aspek mulai dari hulu hingga hilir yaitu MMS Resources berpartisipasi dalam panel diskusi mengenai Freight, Shipping, dan Logistic.
Diskusi ini menyoroti berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri logistik batubara di Asia Tenggara, dengan perhatian khusus pada wilayah Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah.
Selain Ferdinand Mapaye yang mewakili MMS Resources, dalam diskusi ini juga menghadirkan Pranay Shukla-Director Head of Dry Bulk Freight & Commodities Research S&P Global Commodity Insights, Suryo Suwignjo-COO PT Titan Infra Energy, Alexis Ellende-Lead Major Dry Bulks Analyst Kpler dan Chithra Mary Eapen-Senior Dry Bulk Market Analyst Clarksons Singapore.
Diskusi dan tanya jawab ini bertujuan untuk menghadirkan ide rekomendasi dan solusi terkait kendala yang umumnya sering terjadi dalam sektor logistik di industri batubara seperti keterbatasan infrastruktur transportasi, kapasitas pelabuhan yang terbatas, regulasi dan birokrasi yang kompleks serta faktor cuaca dan geografis. Selain itu kurang adaptifnya penerapan teknologi modern, ketersedian bahan bakar dan pembangkit listrik serta dampak lingkungan dan keberlanjutan juga menjadi segelintir faktor yang menghadirkan tantangan pada sektor logistik.
Sebagai salah satu pembicara utama dalam diskusi ini, Ferdinand Mapaye selaku Head of Logistics MMS Resources, melihat isu logistik sebagai salah satu tantangan utama yang perlu ditangani secara serius, khususnya dalam industri batubara yang sangat bergantung pada transportasi dan distribusi yang efisien. Mapaye mengatakan dalam mengatasi tantangan-tantangan ini diperlukan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan investor untuk membangun infrastruktur yang lebih baik, menyederhanakan regulasi, serta mengadopsi teknologi modern guna meningkatkan efisiensi logistik.
“Dalam infrastruktur, transportasi dan pelabuhan sangat penting untuk memperlancar distribusi. Adopsi teknologi digital dan automasi sistem logistik dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok. Penggunaan transportasi multimoda juga bisa mengurangi ketergantungan pada satu jalur transportasi. Selain itu, transisi ke transportasi berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan perlu didorong dengan dukungan infrastruktur. Penyederhanaan regulasi, kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta pengembangan SDM di bidang logistik juga menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja logistik batubara,” ujarnya.
Tantangan logistik yang dihadapi di kawasan Asia Tenggara memiliki dampak besar terhadap industri pengiriman dan pengangkutan barang. Dengan permintaan akan barang yang terus meningkat, terutama di sektor pertambangan dan energi, diskusi ini akan menjadi wadah untuk menghadirkan solusi guna menjaga daya saing industri pengiriman.
Panel ini diharapkan memberikan wawasan penting dan solusi konkret bagi para pelaku industri untuk mengatasi kendala logistik dan mendorong kemajuan di sektor freight dan shipping di Asia Tenggara. Coaltrans Asia 2024 akan terus menjadi ajang utama bagi para pemimpin industri pertambangan, energi, dan logistik untuk bertukar pikiran dan memperkuat kerja sama global.
Latest News
-
MMSGI Salurkan 232 Tas Sekolah untuk Murid dan Guru di Yayasan Syarif Hidayatullah Cilincing
Jakarta - Menyambut tahun ajaran baru, MMSGI menyalurkan 232 tas sekolah kepada... -
MMS Group Indonesia dan Yayasan LINE Luncurkan Program “Bigger Dream” untuk Dukung Pendidikan di Cilincing
Jakarta- MMSGI bersama Yayasan Life After Mine (LINE) resmi menandatangani perjanjian kerja... -
MMSGI Raih Penghargaan ISRA 2025 Lewat Program Rumah Cokelat Lung Anai Bukti Nyata Kemandirian Masyarakat Adat Dayak Kenyah
Yogyakarta- PT Multi Harapan Utama (MHU), anak usaha dari MMSGI (MMS Group...