Jakarta — Head of Business Development PT Mitra Murni Perkasa (MMP), Amando Kaligis, tampil sebagai pembicara dalam Indonesia Metal Outlook Conference 2026 yang berlangsung di JW Marriott Hotel Jakarta, Kamis (6/11). Pada sesi bertajuk “ESG & Sustainability as a Competitive Edge”, Amando menegaskan bahwa keberlanjutan kini menjadi strategi bisnis utama, terutama bagi industri smelter nikel yang terintegrasi dalam rantai pasok baterai dan kendaraan listrik.
Menurut Amando, kredibilitas lingkungan dan sosial harus berjalan seiring dengan kapasitas produksi. “Mengintegrasikan ESG berarti menjadikannya dasar cara bekerja, bukan sekadar memenuhi persyaratan eksternal. Di industri smelter nikel, kepercayaan harus dibangun sebelum tonase, dan hanya dengan itu tonase memiliki nilai,” ujar Amando.
Amando menjelaskan bahwa PT Mitra Murni Perkasa (MMP), smelter nikel 100% PMDN salah satu anak usaha MMSGI, sejak awal menempatkan ESG sebagai fondasi operasional. Keberlanjutan bukan elemen tambahan, melainkan DNA perusahaan yang tertanam dari tahap perencanaan, desain, hingga implementasi proyek.

Hal tersebut tercermin melalui penggunaan teknologi efisiensi energi sejak konstruksi, integrasi Waste Heat Boiler (WHB) untuk memanfaatkan panas buang, serta penggunaan air laut melalui Seawater Reverse Osmosis (SWRO) guna menekan konsumsi air tawar. MMP juga mengoperasikan fasilitasnya dengan talenta anak bangsa, yang dibekali pelatihan green operator agar kompetensinya memenuhi tuntutan industri hijau global. Seluruh proses perusahaan dirancang mengacu pada IFC Performance Standards, dan MMP sedang menyiapkan laporan keberlanjutan berdasarkan standar GRI sebagai bentuk transparansi dan tata kelola yang kredibel. “Keberlanjutan bukan pelengkap, hal ini tertanam sejak desain,” tegas Amando.
Dalam paparannya, Amando menekankan bahwa ESG telah berevolusi dari “additional cost” menjadi pendorong utama model bisnis industri smelter nikel. Penerapan ESG yang kuat kini menjadi faktor pembeda dalam mengakses pasar premium global, memperoleh kepercayaan lender dan investor, serta membangun kemitraan jangka panjang.
ESG juga menjadi elemen penting untuk menjaga daya saing di tengah kebijakan dekarbonisasi internasional yang semakin ketat, termasuk kesiapan menghadapi Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM). MMP telah memulai langkah strategis melalui peningkatan efisiensi energi, penguatan transparansi data,serta penerapan praktik pengadaan dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab. Ini semua sebagai dasar untuk menghasilkan nikel rendah karbon yang relevan bagi rantai pasok global kendaraan listrik.
Upaya ini diperkuat melalui manajemen energi yang efisien, pengurangan emisi, integritas rantai pasok, dan pemberdayaan talenta lokal. “Kami percaya masa depan industri nikel Indonesia tidak hanya ditentukan oleh volume, tetapi oleh kemampuan menghasilkan nikel yang kompetitif, bertanggung jawab, dan diterima pasar global,” tutup Amando.