Palembang – PT Mitra Tanam Sejahtera (MTS) merupakan salah satu anak perusaahan MMS Group Indonesia (MMSGI) yang bergerak di bidang industri berkelanjutan dalam budi daya jagung terus berkomitmen untuk mencapai kedaulatan pangan dan pembangunan desa yang inklusif.

Berkolaborasi dengan Universitas Lampung, MTS menerapkan teknologi pertanian terkini dan praktik budi daya yang berkelanjutan. Sebagai agen perubahan, MTS melakukan perubahan yang positif dalam mencapai kedaultan pangan dan pembangunan serta transfer pengetahuan yang inklusif.

Gustaf Ridanus, Direktur MTS mengatakan, “Peningkatan signifikan MTS dalam hasil produksi jagung merupakan bukti nyata dari dedikasi dalam menerapkan teknologi pertanian terkini dan praktik budi daya yang berkelanjutan, serta kolaborasi yang erat dengan petani lokal di sekitar area tersebut agar mampu membangun desa yang inklusif.”

Pada periode tanam siklus 1 pada November 2023 dengan luas lahan 42,35 Ha yang dipanen pada Maret 2024, yield tertinggi mencapai 7,3 ton per hektar dan rata-rata yield sebesar 6,1 ton per hektar menandakan MTS berhasil melampaui target yang telah ditetapkan.

Pada periode tanam siklus 2 bulan Maret-April 2024, MTS meningkatkan area tanam menjadi 90 Ha dan menerapkan best practice untuk memastikan kelangsungan produktivitas yang tinggi. Diperkirakan panen jagung akan dilakukan pada minggu kedua bulan Juli 2024.

Berlokasi di lahan TNI AD di Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan, kolaborasi antara MTS, petani lokal, dan pihak terkait menjadi contoh bahwa kemitraan antara swasta, petani lokal, dan institusi pemerintah dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. Panen jagung di area ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan pertanian di OKU untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

MTS berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan pertanian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani di Indonesia. Diversifikasi bisnis MMSGI melalui MTS bertujuan untuk mendukung pengembangan masa depan Indonesia sekaligus menjadi agen perubahan yang positif dalam mencapai kedaulatan pangan dan pembangunan pedesaan yang inklusif.