Jakarta – Pasar batu bara Asia Tenggara (ASEAN) semakin menunjukkan potensi yang kuat bagi produsen Indonesia, terutama dengan pertumbuhan ekonomi kawasan yang konsisten dan kebutuhan energi yang terus meningkat. Hal ini disampaikan oleh Muhamad Saly Putra, Head of Marketing MMS Resources (MMSR), saat menjadi panelis dalam acara 2026 Indonesia Coal Outlook yang diselenggarakan oleh Petromindo di JW Marriott Hotel Jakarta, Rabu (5/11).
Pada diskusi bertema “The Future of Coal in Emerging ASEAN Markets”, Saly menegaskan bahwa ASEAN kini menjadi salah satu kawasan paling relevan bagi strategi pemasaran batu bara Indonesia. “Sejak tahun lalu, kami melihat bahwa Asia Tenggara akan menjadi pusat pertumbuhan yang signifikan,” ujar Saly.

MMS Resources saat ini mulai memperluas penetrasi ke sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina, serta terus memonitor peluang di pasar lainnya yang memiliki kebutuhan energi berkembang. Menurut Saly, ketertarikan MMS Resources terhadap pasar ASEAN didukung oleh sejumlah faktor strategis. Pertama, kedekatan geografis menjadikan efisiensi logistik sebagai keunggulan kompetitif yang signifikan. Kedua, karakter permintaan energi di kawasan ini relatif konsisten berkat perkembangan industri, infrastruktur, dan aktivitas ekonomi yang stabil. Selain itu, kebutuhan energi di negara-negara seperti Malaysia dan Filipina tetap kuat dan menunjukkan prospek pertumbuhan yang positif.
Secara umum, MMS Resources memandang kawasan Asia Tenggara memiliki momentum pertumbuhan dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Filipina terus memperluas kapasitas industrinya, Malaysia mengalami peningkatan kebutuhan energi seiring ekspansi pusat data (data center), dan Thailand memperkuat basis manufakturnya, seluruhnya berkontribusi terhadap permintaan energi yang solid. Saly juga menekankan bahwa batu bara Indonesia memiliki karakteristik kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pembeli di ASEAN, khususnya pada parameter low ash dan low sulfur, yang menjadi preferensi banyak konsumen di kawasan ini.
“Kawasan ini menawarkan peluang jangka menengah yang menarik, dan kualitas produk Indonesia memberikan nilai tambah tersendiri bagi para pembeli di Asia Tenggara,” kata Saly. MMS Resources berharap ekosistem industri energi nasional dapat terus tumbuh secara adaptif dan berkelanjutan, sehingga pelaku usaha Indonesia dapat mempertahankan keunggulan operasional sekaligus memperkuat daya saing dalam memenuhi kebutuhan energi kawasan ASEAN.